Saat... Rasanya....

"November.

Entahlah. Rasanya menghilang seperti ditelan waktu dalam sekejap.
Semua selalu terbalas dan tergantikan. Ada porsi di dalam masing-masing tempat. Kini, akupun mulai menginjakkan kain porsi yang sebelumnya tidak aku mengerti. Setidaknya sekarang atau saat-saat inilah aku harus mulai tergerak untuk benar-benar mengerti. Merasa tertuntut secara diri pribadi, bukan karena subyek lain di luar pribadi.
Perjalanan ini, rasanya benar-benar terlihat panjang, dan mulai memperlihatkan likuan, tanjakan serta gejala ataupun objek yang bisa menghalangi atau setidaknya memperlambat jalan untuk melampauinya.

Rasanya...
Di saat-saat inilah, ujian baru mulai dimunculkan dengan gejala yang sangat sedikit untuk bisa dikenali. Itupun bisa kita ketahui, bila kita jeli.
Berderu, Merilis, dan Berurutan. Seakan semuanya telah terjajar rapi menyambut perjalanan seseorang. Memunculkan tingkatan uji dalam kehidupan. Apakah akan naik tingkat untuk menggali pelajaran yang lebih , atau harus kembali berbenah diri.
Sudah datangkah proses itu? Ya, sepertinya perlahan rasanya sedang mengalunkan tanganku untuk berjalan bersamanya.

Lain individu, lain pula hati dan pikirannya. Lain masalah sosial, lain pula masalah psikisnya. Telisik melalui pribadi diri sendiri, aku telah sedikit mengetahui. Bukan. Maksudku sedang belajar untuk mengetahuinya.

Berbeda dengan seseorang yang memiliki saudara tua, dimana seseorang tersebut akan merasakan bagaimana dijaga dan diperhatikan baik oleh sang kakak yang tentunya selalu menginginkan dan menjaga adiknya dengan caranya masing-masing secara sangat baik, ataupun seseorang yang memiliki saudara muda, dimana seseorang tersebut sudah belajar berbagi dan tertanamkan kasih sayang kepada yang lebih muda lebih awal dan yang utama adalah bagaimana dia bisa mengatur emosi agar bisa tersalurkan secara baik dengan psikis yang sangat baik. Keduanya. Pasti telah merasakan bagaimana yang namanyan "masalah" bisa dibagi dan diuraikan secara hati ke hati tanpa adanya canggung atau rasa kecurigaan. Meskipun, aku tidak bisa merasakan keduanya. Setidaknya, aku telah mencoba belajar melalui cara psikis dan visual nurani ketika melihat adanya saudara yang tumbuh bersama dengan kita. Selalu ada perbedaan di setiap celahnya.

Berbeda dengan seseorang yang telah memiliki rumah tangga sendiri, dimana seseorang tersebut sudah memiliki seseorang"nya" yang tentunya sudah dari awal ikatan benar-benar mau dan berniat memberikan pendampingan dan pembelajaran yang akan begitu sempurna dirangkai untuk membangun bangunan rumah tangganya. Menyelesaikan masalahpun, sudah rasanyanya menjadi tanggungan berdua. Dimana telah ada kata "saling" untuk melengkapi, menyusun dan menyempurnakan perjalanan hidup. Setidaknya, untuk hal yang satu ini, aku masih perlu mengkaji diri dan belum memiliki bekal untuk sampai di paradigma ini. Selalu ada perbedaan di setiap celahnya.

Begitupun dengan hikmah. Yang selalu tersembunyi di setiap baliknya dan akan muncul di saat yang tepat.

Kedua uraian di ataspun, aku tekankan keluar dari konteks orangtua (perwalian), aku tahu.... tidak ada yang perlu dikaji mengenai orangtua. Karena mereka terlalu sempurna dan tidak memiliki celah untuk ditelisik. Bagiku, dan bagi kalian semua.. tentunya mereka adalah paket terkomplit dalam peraduan hidup, perjalanan hidup, perangkaian kisah hidup, pergulatan paradigma hidup, penenang serta pemotivasi yang tidak akan ditemukan di dalam diri orang lain sekalipun. Hanya satu-satunya dan akan menjadi satu-satunya yang akan menjadi kunci serta sumber agar hidup kita akan, menjadi dan tetap berwarna.

Lantas, kembali lagi.
Bukan membandingkan sesuatu yang ada, namun mencoba melihatnya dengan kajian yang berbeda dari segi sudut hati yang mendalami.
Sengaja. Tulisan ini aku buat seabstrak, seperti tekian yang mencoba mengajakku untuk menerkanya.
Ya. Pasti seperti tidak ada sangkut paut tulisan satu dengan yang lainnya. Tapi, inilah sebenarnya hidup. Perjalanan. Mencoba menjajarkan sesuatu yang tidak terpaut, namun mencoba menerka apa yang bisa dijadikan jembatan diataranya untuk menyelesaikan apa yang sedang ada dihadapan.

Sekiranya, uraian uraian mozaik yang menunggu untuk disusun telah mulai terlihat bentuknya satu persatu. Dan bagiamanakah semua akan terselesaikan?
Lihat.
Kaji.
Kaji.
Kaji.
Rasakan.
Dan Cukuplah untuk menulis, Kembali dan Bergerak!"

Tertanda,

Milade


Komentar