Pernah melakukan kesalahan
dan menyesal..
***
Pernahkah kita merasa
bahwa kita melakukan kesalahan yang benar-benar fatal?
Menyadari apa yang telah
kita perbuat,
Menyadari bagaimana
hasilnya,
Menyadari apakah itu
sesuai dengan hati nurani kita,
Dan terkadang kita salah
mengapresiasikan keadaan saat itu.
Terkadang malah menyalahkan
diri sendiri,
Menyesali apa yang sudah
terjadi,
Berdiam diri kehilangan
asa,
Menyambut hari baru dengan
rasa sesak di dada dan air mata yang enggan pergi dari ekor mata.
Sampai pada akhirnya semua hal itu berakhir ketika
kita mencoba menanyai diri kita sendiri.
“apakah dengan semua ini, maka hasilnya akan baik kembali?
Apakah dengan semua ini, ada yang berubah?”
Terkadang kita terlalu naïf untuk mendengarkan
suara hati kita sendiri. Mencoba mengabaikannya, namun masih saja
membekaskannya di dalam benak. Ah…. Sama saja kan?
“Lantas bagaimana?”
***
Kesalahan. Penyesalan.
Seperti sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari
sifat manusia. Sangatlah wajar bila “salah” pernah melekat di dalam diri kita. Begitupun
juga dengan rasa penyesalan. Kita pasti pernah merasakannya. Tanpa dijelaskanpun
kita masing-masing masih mengingat rasa penyesalan terbesar dari masalah
ataupun kesalahan yang telah diperbuat.
“Rasanya…
tanpa merasakan penyesalan dan melakukan kesalahan, seseorang belum bisa
benar-benar belajar…” ujar seorang perempuan kepada temannya.
“Ya! Tidak perlu diragukan lagi. Kesalahan dan
rasa penyesalan itulah yang mampu membuat seseorang belajar. Belajar dari apa
yang telah ia lakukan. Belajar di dalam kisah lembaran kehidupan yang ia tulis
sendiri. Belajar menghargai waktu. Belajar menghadapi sesuatu. Belajar dari
rasa salah. Ya itulah…. Dengan melakukan kesalahan, kita menjadi sadar tentang
bagaimana melakukan sesuatu yang “benar” dan baik. Kita dapat mengetahui
batasan suatu hal disebut salah ataukah benar. Kita harus melakukan kesalahan terlebih
dahulu untuk bisa merasakannya. Penyesalanpun seperti itu. Dengan adanya rasa
penyesalan, kita menjadi mengerti betapa membutuhkan kerja keras dan perjuangan
besar untuk mendapatkan hal yang memuaskan dan membanggakan tanpa meninggalkan
rasa sesal di kemudian hari…”
“apa itu berarti kita harus melakukan kesalahan
disetiap hal? Agar kita bisa merasakan rasa penyesalan dan mulai belajar dari
keadaan tersebut?”
“nah… terkadang pun kita terlalu cepat mengambil
keputusan dan memutuskan sesuatu tanpa lebih mengenal ataupun mendalaminya
terlebih dahulu. Bila kamu bertanya seperti itu… berarti kamu belum mengerti
tentang arti kesalahan dan penyesalan. Pernah melakukan kesalahan, yang dimaksud
adalah, bila kamu pernah melakukannya… tapi, bila kita sudah mengetahui
bagaimana caranya menjadi benar tanpa melakukan salah terlebih dahulu, maka
lakukanlah segala sesuatu tanpa melalui fase “salah”.
“apakah setelah mempelajari pelajaran kehidupan,
kita harus melakukan kesalahan yang pernah kita lakukan dan melanjutkan
kehidupan yang baru?”
“dilupakan? Kamu yakin? Kamu yakin bisa
melakukannya? Pengalaman yang berbicara. Kesalahan-kesalahan fatal yang pernah
kita lakukan, setidaknya bila kita berusaha untuk melupakannya, akan ada bagian-bagian
tertentu yang masih akan terus bisa diingat. Walaupun bagian tersebut adalah
bagian yang kecil. Apalagi yang paling ingin kita buang. Semakin kuat keinginan
kita untuk melupakan bagian itu, maka hukum alam yang berbicara. Yaitu bagian
tersebutlah yang akan paling kita ingat. Kesalahan. Adalah sebuah tindakan yang
pernah dilakukan di waktu yang lalu. Kesalahan adalah masa lalu. Kita dak akan
pernah bisa melupakan masalalu. Anggap saja kesalahan di masalalu adalah
sepasang spion ketika kita berkendara maju..”
“spion?”
“adanya spion di samping kendaraan kita, bukankah
itu sangat membantu? Kita bergerak maju dengan roda kehidupan yang dianalogkan
dengan roda kendaraan tersebut, dan kita membuatuhkan spion untuk mengetahui
jarak-jarak atau posisi kita ketika berkendara. Sama halnya dengan kesalahan di
dalam masalalu. Jadikanlah kesalahan itu sebagai tolak ukur, apa yang akan kita
lakukan di waktu yang akan datang. Menjadikan masalalu menjadi pengalaman untuk
perjalanan kehidupan yang lebih baik. Dan menjadikannya sebagai kenangan yang
dapat membuat diri kita menjadi pribadi yang mudah memaafkan dan mudah untuk
mengakui kesalahan. Sehingga, rasa syukur yang tercipta dari hal tersebut akan
membuat kehidupan terasa lebih nyaman dan damai.”
***
Jangan pernah melupakan masalalu. Masalalu adalah bagian dari kehidupan
kita. Jadikan masalalu sebagai batu loncatan kehidupan yang lebih baik. Jadikan
kesalahan sebagai tempat untuk mengenal apa itu kebenaran. Dan jadikan rasa
penyesalan sebagai rasa pemacu untuk dapat menghargai sebuah kesuksesan….
Inspired by: R.L.P
Komentar
Posting Komentar