Ya Allah……..
Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah…
Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah…
Terimakasih telah memberikan karunia nikmat dan segalanya yang terbaik untukku, untuk keluargaku, untuk semuanya.
Posting ini aku tulis karena barusan aja aku ngliat video dan beberapa foto saudara kita di berbagai pelosok dunia. Termasuk pelosok Indonesia yang keadaan lingkungan hidupnya, tempat tinggalnya, kebudayaannya, dan fisiknya… kurang begitu seberuntung kita. Mungkin ini ada beberapa gambar yang bisa aku share ke teman-teman. O, ya gambar ini bukan untuk hal negative, tetapi dengan maksud agar kita bisa lebih bersyukur kepada Allah karena telah diberikan segala yang terbaik, lebih mensyukuri nikmat karunia-Nya tanpa ada celaan dan keuhan, agar kita bisa lebih memaknai usaha jerih payah dari orangtua yang telah mereka lakukan untuk membesarkan, mendidik, dan memberikan pengajaran kepada kita. Sungguh, dengan apapun kita tidak akan bisa menghitung nikmat syukur yang telah Allah berikan kepada kita, dan besarnya ketulusan orang tua kita memberikan segalanya. serta, semoga dengan posting ini ada suatu kesadaran yang sedikit demi sedikit menimbulkan rasa memberi dan saling berbagi satu sama lain. selamat membaca :)
foto1:
foto1:
sungguh, benar-benar ironis anak-anak ini.
Padahal, anak -anak ini adalah penerus bangsa, generasi masa depan. Namun apa? Mengapa ada yang membuat masa menuju keemasan mereka menjadi masa-masa yang sebenarnya itu tidak harus dilalui olehnya? siapa yang akan disalahkan sekarang?
lalu... gambar ini..
Berlatarkan susunan cakrawala kaki kaki gedung nan megah di batas lintas dunia metropolitan, dengan para manusia yang mempunyai bergebok-gebok uang bertaburkan kemegahan duniawi, masih adaaa….. masih ada anak seperti ini. Siapa yang harus disalahkan lagi? Siapa?
kenapa negara ini semakin lama semakin tidak adil. kaya.... maka kayalah menjadi-jadi seseorang itu di negara ini. namun, miskin... miskinlah menjadi-jadi bagian dari mereka di pelosok nusantara yang mempunyai keterbelakangan dan ketertinggalan era globalisasi yang semakin modern ini.
ibarat apalah semua ini? emas dan lumpur kah? oh tidak... salah... ibarat, lumpur yang masih banyak berceceran dipinggir pinggir / sekeliling berlian, emas, permata. itulah ibarat anak-anak ini yang seharusnya mereka kini mengenyam dunia pendidikan tetapi kenyataannya mereka masih berkeliaran mencari sesuap nasi dan secuil kehidupan yang masih tersisa untuk mereka. sedangkan? di sekeliling mereka sudah banyak orang yang menjadi orang. orang sukses, orang besar, yang tadinya mereka berjanji akan memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada rakyat-rakyatnya, namun... janji hanyalah janji. yang hanya bisa diucap dan ditulis tanpa ada yang bisa mereka lakukan demi mozaik kecil kehidupan para rakyatnya yang kini mulai terlantar.
padahal... emas, intan, berlian haruslah dijaga dengan kondisi yang benar-benar bersih tanpa adanya secercak kotor. itulah yang harus mereka pikirkan. bagaimana mereka bisa menyingkirkan lumpur dan kotoran disekelilingnya itu. bagaimana caranya? yaaa.... benar... mereka harus mulai sadar akan janji-janji mereka untuk segera tergerak menentramkan, memakmurkan, menyejahterakan, dan memberikan penghidupan yang layak bak kata-kata mereka yang lalu dalam memikat hati rakyat-rakyatnya.
kemudian... gambar ini...
siapakah yang akan bertanggung jawab untuk memberikan sesuatu yang LEBIH layak untuk mereka yang membutuhkan? hai.... para petinggi,... dengarkan suara kami. dengarkan jeritan hati para rakyatmu ini. rakyat jelata yang tak tahu monopoli aturan kalian... kami hanya bagian kecil dari sebuah negara ini. kami tak berarti apa apa. tapi... karena itulah kami sudah memilih kalian menjadi para petinggi kami, para pemimpin kami untuk menjadikan kami menjadi sesuatu yang LEBIH berarti dengan campur tangan kalian atas aspirasi-aspirasi yang sudah kami hembuskan kepada dunia kalian. dunia kekuasaan. bantulah kami agar kami menjadi seseorang yang lebih BERHARGA dengan program ataupun solusi kalian untuk menuntaskan kemalangan, kemiskinan, dan keterbelakangan kami. kami tak tahu apa apa. kami tak tahu tentang uang itu, harta itu, politik manapun. kami hanya menunggu sesuatu yang baru yang akan mengubah jiwa kami, mengubah nasib, dan hidup kami menjadi yang lebih bermakna. wahai m=kalian dia atas singgasana kekuasaan, tolong.... ingatlah janji yang telah kalian ucapkan... dan tolong..... berikan yang terbaik untuk rakyat-rakyatmu ini. dan mulailah segala hal ini dengan tindakan terkcilmu. janganlah lupakan kami. karena kau, para petinggi... bukanlah menjadi yang seperti sekarang ini tanpa kami, tanpa kehidupan rakyat kecil.
genggam tangan kami....
bawalah kami bersama kalian dalam memajukan, menggebrak, dan menjalani masa depan yang cerah.
***
Komentar
Posting Komentar